Tempat untuk berbagi ilmu dan pengalaman kreatif tentang esports dan desain

Berkarir di esports? Think twice.


Berkarir di dunia esports adalah sesuatu hal yang banyak di dambakan oleh banyak gamers di Indonesia khususnya. Selain kelihatan menyenangkan karena bermain game dibayar tapi juga banyaknya turnamen yang memberikan hadiah yang jumlahnya tidak sedikit. Banyak anak muda yang ingin menjadi pro player di Indonesia tapi ingat silahkan berpikir dulu baik baik karena esports bukan seperti karir konvensional lainnya. Saya disini bukan untuk menakuti kalian untuk masuk ke esports tapi lebih mengingatkan kalian tentang apa yang menunggu kalian jika berfokus di esports.

"Esports di Indonesia masih berkembang dan bukanlah jalur karir yang aman. Setidaknya untuk sekarang"

Jujur saja realita esports di Indonesia saat ini masih sangat riskan karena ekosistemnya sendiri belum begitu kuat walau sudah ada organisasi resmi seperti IESPA dan turnamen besar yang hadir di Indonesia bukan berarti esport di Indonesia sudah cerah. Banyak faktor yang harus dikembangkan untuk membuat olahraga eletronik ini menjadi karir yang menjanjikan. Mungkin sekarang sudah banyak orang yang tahu tentang esports tapi saya yakin masih banyak juga yang belum tahu cara masuk ke dunia esports. Karir di esports itu sendiri bukanlah suatu hal yang buruk bahkan sangat rewarding, dengan penghasilan tergolong cukup besar untuk di Indonesia sampai fasilitas yang didapat oleh pemain esports sendiri cukup banyak dan high end. Saya pernah melakukan survey di organisasi saya sendiri yaitu ESCA tentang kenapa kalian ingin berkarir di esports dan hampir semua jawabannya sama yaitu mereka ingin menjadikan hobi sebagai karir.

Memang penghasilan yang bisa didapatkan oleh seorang pemain esports itu sangat menggiurkan tapi juga sepadan dengan resiko dan usaha yang dijalani. Disini saya akan menjabarkan resiko dan usaha yang harus kamu lakukan jika ingin berkarir di esports.

1. Resiko : Masa prima dan skill individual

Untuk berkarir sebagai pro player di dunia esports sendiri tentunya kalian harus punya skill yang bagus untuk bisa terus berkompetisi. Masa prima seorang pemain esports biasanya ada di umur 19 - 25 tahun, beruntung lah kalian jika masih berumur 15 tahun dan sudah ingin berkarir di dunia esports karena kalian masih punya kemampuan dan otak yang masih fresh dibandingkan dengan mereka yang sudah berumur. Sama seperti olahraga lainnya masa prima sangat berpengaruh untuk seorang pemain karena ingin sejago apapun kamu tapi jika kamu sudah tua akan ada orang yang lebih muda yang lebih berpotensi dari kamu. Jika kamu gagal memanfaatkan masa prima ini maka resikonya sangat besar karena kamu kemungkinan besar tidak akan berkembang lebih lanjut. Dan untuk menjadi pemain esports, value yang kamu perjualkan adalah skill individual kamu, bukan dari skill bermain game aja loh ya, tapi soft skill juga sama pentingnya. Karena disini kamu harus bekerja sebagai team dan cara kamu beradaptasi dengan team sangatlah penting. No one wants to play with toxic player.

2. Resiko : Modal dan penghasilan

Coba kamu hitung berapa banyak modal yang harus kamu keluarkan untuk berlatih bermain game. Yang pasti kamu butuh komputer yang harganya tidak murah, bisa sampai belasan juta untuk merakit sebuah komputer yang mumpuni untuk esports. Lalu ada biaya untuk internet dan listrik untuk bisa bermain game yang kamu tekuni dan yang paling mahal dari itu semua adalah waktu yang kamu habiskan untuk berlatih. Modal untuk berkarir di dunia esports tidaklah murah dan untuk mendapat ROI atas modal kamu butuh waktu yang lama. Bayangkan seperti ini, kamu butuh modal setidaknya 15 - 20 juta rupiah, penghasilan yang kamu dapat dari esports sendiri jika kamu masih berada di ranah amatur sendiri akan bergantung pada hasil turnamen dan sponsor kecil. Jika team kamu cukup berprestasi mungkin bisa dapat hadiah turnamen sekitar 3-5 juta per turnamen amatir lalu tambahan dari sponsor kecil bisa sampai 1-3 juta per bulan. Total revenue ada sekitar 6 juta per turnamen misalnya. Belum lagi hadiah itu harus dibagi lagi untuk semua pemain dan manajemen. Jika kamu juara pertama dalam sebuah turnamen mungkin kamu akan membawa bersih 1.1 juta. Artinya kamu harus setidaknya menang juara 1 sebuah turnamen sebanyak 14 kali sebelum kamu balik modal dan kita tahu untuk memenangkan sebuah turnamen bukanlah hal yang mudah.

3. Resiko : Kesehatan dan gaya hidup

Dalam esports, gaya hidup kamu bisa berubah drastis karena kebanyakan waktu yang akan kamu habiskan akan ada didepan komputer. Untuk berlatih bermain game secara professional bukanlah hal yang mudah dilakukan karena kamu harus benar benar fokus dengan game yang kamu mainkan, kamu harus menghabiskan waktu berjam jam di depan game yang kamu mainkan lalu yang namanya game online tidak bisa di pause maka dimarahin pacar dan orang tua sudah tidak bisa dihindari lagi, kamu harus bisa menjelaskan tentang komitmen kamu di esports ke orang orang terdekat kamu supaya mereka mengerti dengan tujuan kamu bermain game. Kamu harus bisa mengimbangi dunia game dan dunia yang ada di sekitar kamu. Lalu untuk kesehatan kamu juga harus diperhatikan karena sehari hari kamu berada di depan komputer maka kamu harus tetap olahraga agar badan sehat dan makan makanan yang bisa menjaga kesehatan mata. Esports adalah industri yang bisa bikin kamu stress, karena fisik dan otak kamu dituntut untuk bisa bekerja dengan baik setiap saat, makannya banyak player esports yang merokok untuk bisa mengurangi stress yang mereka alami, nah disini kamu harus bisa mempersiapkan diri bagaimana caranya kamu mengurangi stress, kalau bisa jangan lewat hal hal yang tidak baik.

"Esports is high risk high yield industry"

Diatas ini adalah resiko resiko yang saya temukan di dunia esports dan kalian harus siap menghadapinya. Tapi walau dengan resiko yang cukup seram ini, esports juga menawarkan benefit yang sangat menggiurkan yang akan saya tulis selanjutnya.

Subscribe and stay tuned !

Posting Komentar

[blogger]

Khalizan Eka Yusdifa

{facebook#https://www.facebook.com/khalizan81/} {twitter#https://twitter.com/khalizanyusdifa} {behance#https://www.behance.net/khalizanekayusdifa} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCNhAJLLSYDNVBYT-6kUBSEA/} {instagram#https://www.instagram.com/khalizanhardisk/}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Khalizan Journals. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget